Harapan, Doa, dan Kepercayaan
A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang
berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan
seseorang.
Setiap Manusia Mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang
akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan pesan kepada
ahli warisnya. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang
yang mempunyai harapan, Misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang
akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi
ujian dengan santai. Bagaimana rafiq memperoleh nial A. Luluspun mungkin tidak.
Harapan harus berdasarkan
kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada
tuhan yang maha esa, agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh
sungguh
B. Persamaan Harapan dan Cita-Cita
Bila dibandingkan dengan cita-cita,
maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita
pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat
persamaan, yaitu:
1. Keduanya menyangkut masa depan karena
belum terwujud.
2. Pada umumnya dengan cita-cita maupun
harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
C. Contoh harapan
Contoh harapan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Bagi seorang pelajar, misalkan dia
menginginkan mendapatkan nilai bagus dan dapat lulus dengan nilai yang baik,
maka dia dapat melakukan beberapa hal untuk mendapatkan nilai terbaik itu,
contohnya saja dengan cara belajar dengan baik, giat dan serius. Meminimalisir
kegiatan bermain.
2. Bagi seorang dewasa,
misalkan saja seseorang yang berharap naik pangkat dari pekerjaanya. Dia akan
berusaha menjadi lebih baik lagi terhadap pekerjaanya dan berperilaku baik
dalam kesehariannya agar dapat mencapai yang telah diharapkannya.
3. Dari seseorang yang telah
berusia lanjut, mereka juga punya harapan terakhir. Misalkan terhadap yang
sudah ingin meninggal biasanya memberikan suatu pengharapan lewat surat wasiat
yang diberikan kepada keluarganya berupa pesan dalam hal harta atau apapun.
D.
Pengertian Doa
Doa merupakan sebuah ibadah, bahkan
juga inti dari ibadah tersebut sebagai contoh ibadah haji.
Pada hakekatnya ibadah ialah ungkapan dari lahirnya kesadaran nurani atau
perasaan hajat meminta pertolongan atau bantuan Allah SWT.
Namun bukan hanya seseorang yang
sedang tertimpa sebuah musibah namun juga untuk seluruh umat Islam yang masih
hidup (diberirahmat dan kehidupan), dalam keadaan yang masih sehat dan tidak
kurang suatu apa pun, sebagai manusia kiranya kita harus berdoa untuk meminta
atau bersyukur berkat rahmat yang maha kuasa. Agar kita diberi keuatan iman dan
takwa agar tetap bisa melakukan segala perintah-Nya.
Selain itu, jika kita menyadari bahwa
situasi yang kita hadapi sehari-hari berputar seperti roda gerobak. Mungkin
hari ini kita bisa beribadah dengan baik dan tulus, tapi siapa yang tahu hari
berikutnya kami memiliki kemalasan suatu? Mungkin hari ini kita sangat senang,
tapi siapa yang tahu besok nasib kita atau lusa menjadi sebaliknya? Oleh karena
itu, dalam kondisi yang baik seperti yang kita masih perlu berdoa. Muhammad
Rosulullah saw. bersabda, “Tiada sesuatu yang paling mulia dalam -pandangan
Allah, selain dari berdoa kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan lapang.” (HR.
Al-Hakim).
E.
Macam-Macam Doa
Di dalam Islam, pelaksnaan doa Qunut
secara garis besar terbagi menjadi dua macam:
1. Qunut Shalat Subuhadalah doa yang
dibaca pada waktu I’tidal (berdiri setelah rukuk) setiap akhir roka’at sholat
subuh, Qunut jenis ini dinilai oleh Ab’adl Sunnah yang mencakup bagian dari doa
sehingga ketika meninggalkan maka dianjurkan menggantinya dengan sujud sahwi.
2. Qunut Shalat Witir merupakan doa
yang dibaca pada waktu I’tidal (berdiri setelah rukuk) setiap akhir roka’at
sholat Witir di babak kedua Ramadhan, dari malam ke-16 Ramadhan sampai akhir
Ramadan, Qunut jenis Sunnah Ab ‘adl dinilai oleh ulama syafi’iyah.
3. Qunut Nazilahmerupakan doa Qunut
dilakukan ketika bencana besar seperti bencana yang melanda wilayah suatu,
kelaparan, musuh menyerang dan sebagainya. Qunut juga membaca dalam waktu
terakhir setiap doa fardlu tapi tidak disarankan / sujud disunnahkan lupa
ketika meninggalkan karena tidak termasuk sunnah Ab’adl.
F.
Contoh
Doa
Adapun lafadz doa yang ada dalam
al-qur’an, yaitu:
1. Ibadah. Seperti firman Allah dalam
surat Yunus ayat ke 106 “dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak
memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika
kamu berbuat demikian, maka kamu termasuk orang-orang yang zalim”.
2. Perkataan atau keluhan. Seperti pada
firman Allah dalam surat Al-Anbiya ayat ke 15 “maka tetaplah demikian keluhan
mereka, sehingga jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak
dapat hidup lagi”.
3. Panggilan atau seruan. Seperti pada
firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat ke 52 “maka kamu tidak akan sanggup
menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan
orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke
belakang”.
4. Meminta pertolongan. Seperti pada
firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat ke 23 “dan jika kamu (tetap) dalam
keraguan tentang al-qur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad)
buatlah satu surat yang semisal al-qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu
selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
5. Permohonan. Seperti pada firman Allah
dalam surat Al-Mukmin ayat ke 49 “dan orang-orang yang berada dalam neraka
berkata kepada penjaga-penjaga Jahannam, mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya dia
meringankan azab dari kami barang sehari”.
G.
Pengertian
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata
percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal
hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada Ucapan
yang sering kita dengar
·
Ia
tidak percaya diri sendiri
·
Saya
tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya
·
Bagaimana
juga kita harus percaya kepada pemerintah
Dengan contoh berbagai kalimat yang
sering kita dengar dalam ucapan sehari hari itu maka jelaslah kepada kita,
bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki
seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan
diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang di dasarkan atas orang
lain itu disebabkan karean orang lain itu dapat di percaya.
H.
Teori
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting
bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi
hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam tingkah laku,ucapan,perbuatan
manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak mcnyimpang dan kebenaran.Manusia
sadar, bahwa ketidakbenaran dalam bertindak , berucap maupun bertindak dapat
mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan,
“sekali lancung ke ujian, selama hidup orang tak percaya”, karena itu, wajadah
kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian, dan kedukaan.
Dr.Yuyun Suriasumantri
dalam bukunya “filsafat IImu, sebuah pengantar Populer
ada tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1. Teori koherensi atau
konsistens
Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu
bersifat koherensi atau konsisten dengan
pemyataan-pemyataan sebelumnya yang
dianggap benar.
Contoh
: setiap manusia akan mati. Paul Manusia.
Paul akan mati
2. Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan
bahwa suatu pemyataan benar bila materi
pengetahuan yang dikandung pemyataan itu
berkorenponden(berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh
pernyataan tersebut. Contoh : Jakarta itu ibukota
republik Indonesia
3. Teori pragrnatis
Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan kriteria
apakah pemyataan tersebut bersifat fungsional
dalam kehidupan praktis.
I.
Usaha-Usaha
Manusia Untuk Meningkatkan Rasa Kepercayaan Kepada Tuhan
Berbagai usaha dilakukan manusia
untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu
bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan
lingkungan. Usaha itu antara lain :
·
Meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
·
Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat
·
Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia
dengan jalan suka menolong, dermawan, dan
sebagainya
·
Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
· Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya
Sumber:
https://ariefimam2.wordpress.com/tugas-ilmu-sosial-dasar/bab-11-manusia-dan-harapan/
http://mynewblogtugasku19.blogspot.com/2017/05/makalah-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan_14.html
http://ilbud.blogspot.com/2011/05/contoh-manusia-dan-harapan.html
https://adambudiman.wordpress.com/2017/05/20/makalah-ilmu-budaya-dasar-tentang-manusia-dan-harapan/
Comments
Post a Comment